Bentengi Anak dengan Akhlak Rasulullah Saw




Moral merupakan sendi keluhuran bangsa, jika moral generasi suatu bangsa sudah merosot, maka bagaimana nasib bangsa di masa depan? Karena itulah, untuk membangun keluhuran umat manusia, maka Allah mengutus Rasul-Nya dengan dengan tujuan semata-mata untuk menyempurnakan moral. Rasulullah saw bersabda :
اِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلاَخْلاَقِ
Sesungguhnya Aku diutus (Allah) ialah untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia (HR. Bukhori)

Lembaga Pendidikan adalah Garda Terdepan
Perkembangan akhlak sebuah generasi tentu menjadi tanggungjawab semua lapisan bangsa ini, lebih-lebih lembaga pendidikan menjadi keharusan berada di garda terdepan untuk menyelamatkan dan mengarahkan prilaku mereka, instansi pendidikan di samping peran keluarga mempunyai tugas penting dalam tumbuh kembangnya para siswa di sekolah.
Perangkat yang ada di sekolah menjadi kunci utama membentuk pribadi yang soleh dan sholehah para siswa dan siswi, kurikulum dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang mengarahkan anak didiknya kepada “jalan kebaikan” akan berpeluang besar bisa sukses melahirkan “kebaikan” kepada para siswa di sekolah. Begitupun sebaliknya, bila lembaga pendidikan, khususnya sekolah tidak menanamkan kebaikan-kebaikan moral pada para siswa, tujuan mulia pendidikan dan harapan orang tua serta bangsa akan munculnya generasi-generasi membanggakan menjadi sulit, atau bisa disimpulkan mustahil diwujudkan.

Pendidikan Agama Sedini Mungkin
Keseimbangan pendidikan umum sebagai modal masa depan dan agama sebagai pencerah jalan spiritualitas perlu diwujudkan. Ilmu pengetahuan ibarat sebuah kendaraan dan agama yang menjadi penunjuk jalannya. Tanpa ada “peta penunjuk” kendaraan itu akan berjalan tanpa arah, bisa jadi akan berjalan di jalan yang salah. Begitu juga manusia, pada usia remaja menjadi penting untuk “diarahkan” ke jalan yang benar. Yakni agama.
Menjadi penting bila ada kesadaran dari para pengelola pendidikan terutama sekolah untuk menambah pelajaran dan kegiatan yang bersifat keagamaan. Minimnya pendidikan agama bagi anak-anak, mengakibatkan mereka tidak dapat mendalami agama secara luas dan sempurna. Sedangkan sedikitnya pendalaman dan penghayatan terhadap ajaran agama dapat menyembabkan lemahnya kontrol jiwa dan lebih mudah terpengaruhi sikap dan perilaku yang negatif, seperti perbaulan bebas, minuman keras, narkotika, kriminalitas dan lain-lain. Lihat, bagaimana kasuistik di media cetak atau elektronik, kriminalitas sudah bukan berita dari orang-orang dewasa, siswa sekolah tingkat pertama dan menengah sudah banyak ditemukan menambah catatan-catatan noda bagi generasi bangsa ini.
 Menambah jam pelajaran dan kegiartan keagamaan di sekolah dan di luar sekolah, seperti melalui Madrasah Diniyah, TPQ (Taman Pendidikan Alquran), maupun melalui privat-privat atau les agama menjadi kebutuhan. Dalam hal pendidikan agama, Rasulullah saw bersabda :
أَدِّبُوْا اَوْلاَدَكُمْ عَلَى ثَلاَثِ خِصَالٍ حُبِّ نَبِيِّكُمْ, وَحُبِّ اَهْلِ بَيْتِهِ وَتِلاَوَةِ الْقُرْأَنِ. فَاِنَّ حَمَلَةَ الْقُرْأَنِ فِي ظِلِّ عَرْشِ اللهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ اِلاَّ ظِلُّهُ مَعَ أَنْبِيَائِهِ وَأَصْفِيَائِهِ (رواه الطبراني)
Didiklah anak-anakmu pada tiga perkara : mencintai Nabimu, mencintai ahli baitnya (keluarganya) dan membaca Alquran. Karena orang-orang yang memelihara Alquran itu berada dalam lindungan singgasana Allah pada hari dimana tidak ada perlindungan seaian dari perlindungan-Nya beserta para nabi dan orang-orang suci. (HR. At Thobroni)

Keluarga Adalah Sekolah Utama
Rumahku surgaku, petikan dari Hadits Rasulullah itu mengajarkan bagaimana pentingnya posisi keluarga. Sakinah mawaddah wa rahmah dalam rumah tangga ditentukan dengan bagaimana ketentraman dan ketenangan serta kebaikan yang tercipta di semua penghuni rumah itu. Orang tua sebagai pemegang komando anak-anak mereka adalah penanggungjawab utama bagaimana tumbuh dan berkembangnya anak. Begitu juga masalah akhlak, orang tualah penyebab moral anak merosot bila tidak ada keteladanan darinya. Orang tua yang dimaksud bukan hanya orang tua kandung saja, tetapi juga guru, tokoh atau sesepuh masyarakat dan lingkungan masyarakat sekitar.
Ironis, ketika orang tua tidak lagi dapat dijadikan teladan bagi anak-anaknya, atau orang tua yang dengan keras menyuruh anak-anaknya beribadah dan berperilaku baik, tetapi dirinya sendiri tidak pernah beribadah dan tidak pernah berperilaku baik. Bagaimana mungkin anak-anak akan bisa menjadi baik dan soleh, jika orang tuanya sendiri tidak dapat dijadikan teladan?.
Dalam hal keteladanan, Rasulullah saw telah memberikan contoh yang baik kepada umatnya, sehingga dakwah beliau diterima dan diikuti. Tentang keteladanan Rasulullah saw Allah Swt berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُوْلِ اللهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُوْ اللهَ وَالْيَوْمَ اْلاَخِرِ وَذَكَرَ اللهَ كَثِيْرًا
Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhir dan dia banyak menyebut Allah (QS. Al Ahzab 21)

Pesan yang tersirat dari Hadits ini adalah, bagaimana para orang tua menjadi pribadi yang baik sehingga ia bisa menjadi teladan (uswah) akan berpeluang besar untuk bisa mengarahkan anak-anak mereka untuk berproses menjadi generasi dengan pribadi yang baik. Keluarga adalah sekolah awal dan yang paling utama dalam mendidik generasi bangsa. Baik buruknya anak, ditentukan baik atau buruk keadaan akhlak penghuni rumahnya.

Bangsa Ini Jangan Gegabah
Pengaruh budaya adalah faktor lain bagaimana merosotnya moral remaja dewasa ini, mengutip dari perkaraan Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantoro, “Bangsa ini hendaknya jangan terlalu gegabah untuk menerima budaya bangsa lain.” Beberapa puluh tahun lalu beliau mengatakan itu, tapi bisa dilihat bagaimana masyarakat bangsa ini berlomba-lomba mengadopsi budaya-budaya luar. Mereka terkesan menjadi “bergengsi” ketika memakai budaya lain daripada mencintai dan melestarikan budaya sendiri. Ironinya, pintu media begitu terbuka lebar-lebar menyebarkan praktek-praktek budaya-budaya yang sebenarnya perlu filter apakah itu pantas bila diasumsi oleh bangsa ini.
Bagus bagi Negara lain, belum tentu bagus bagi bangsa ini. Baik bagi neraga lain, belum tentu baik bagi bangsa ini. Pantas bagi Negara lain, belum tentu pantas bagi bangsa ini. Pemerintah melalui Keminfo dan badan terkait perlu memikirkan tayangan-tayangan televisi yang makin meresahkan. Orang tua menjadi keharusan bagi mereka untuk mengontrol dan mengawasi konsumsi televisi dan informasi anak-anak mereka.
Budaya tersebut benar-benar telah ikut berperan dalam proses dekadensi moral di masyarakat, dan sungguh sulit untuk menghindarinya, karena itu tidak ada jalan lain untuk menyelamatkan anak-anak dari pengaruh budaya tersebut kecuali membentengi dan membekali mereka dengan bekal iman dan taqwa. Firman Allah swt :

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَيْ
Dan berbekallah kalian, sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah taqwa. (QS Al Baqoroh 197)

Kurang kasih sayang dari orang tua dan pengaruh makanan yang tidak halal menjadi sebab lain yang menjadikan moral anak-anak merosot. Dan, masih banyak hal yang menjadi penyebab kemunduran akhlak. Memberikan contoh (teladan) dan pembinaan agama secara luas adalah salah satu solusi. Semoga Allah Swt melindungi anak-anak kita. Amin..

Subscribe to receive free email updates:

1 Response to "Bentengi Anak dengan Akhlak Rasulullah Saw"

nassornadig mengatakan...

Slots.lv Casino - Dr.MCD
Slots.lv is a casino that welcomes a 나주 출장샵 whole new level of fun to 춘천 출장샵 our online gaming 과천 출장마사지 experience. 속초 출장안마 It is known for a huge variety of games, with 광주 출장마사지 a huge variety of