Buku "Diary Santri"

Aku, Santri

Banyak yang bertanya..

Apakah hidup?

Untuk apa aku hidup

Apa tujuanku untuk hidup

Dan apa saja yang membuatku merasa lebih hidup?

Banyak yang bilang

Hidup hanya sekali

Dan kesempatan tidak datang dua kali

Katanya, itu keniscayaan, itulah adanya

Tentu..

Sering aku bertanya

Untuk apa aku hidup?

Bagaimana aku hidup?

Benar...

Setiap hidup ada prinsip

Yang mengantarkan jalan hidupku lebih terarah

Yang menjadikan setiap langkah hidupku terencana

Inilah hidupku

Yang berarak dengan rona

Yang beriringan dengan warna

Yang menyatu dengan nuansa gembira

Aku memilih menjadi santri

Santri seutuhnya

Santri sepenuhnya

Santri sepanjang masa

Santri selamanya

Santri…

Yang rancak dengan kesederhanaan

Yang riuh dalam keikhlasan

Yang terus menyemai keilmuan

Yang tidak lelah mengibar bendera keagamaan

Yang tetap santri, sepanjang zaman

Pada siapapun yang bertanya

Di setiap dimensi zaman

Hingga Izrail menjemput

Aku ingin tetap menjadi santri

Sekarang, besok, lusa, dan selamanya

***

Santri, mereka bergerak dan hidup menyesuaikan dimenasinya, kadang cepat, juga kadang melambat, begitulah, seperti manusia biasa pada umumnya. Tidak ada yang istimewa dalam kehidupan santri, di pesantren, mereka diajarkan hidup dalam kesederhanaan, keikhlasan, dan ketulusan menjalani keseharian apa adanya.

Pesantren, terusmenyesuaikan “nuansanya” menemani para santri, sesuai tuntutan dan kebutuhan zamannya. Tentu, setiap zaman berbeda pola dimensinya, begitulah pesantren, ia terus “berbenah” dan tidak lelah membina para generasi yang dilahirkan oleh zamannya.

Sekali lagi, begitulah santri dan pesantren.

H. R. Umar Faruq

Penulis buku, “Ayo Mondok biar Keren!”

Tweet

Subscribe to receive free email updates: