Halal bi Halal

Banyak teman lulusan Arab bertanya bagaimana sebenarnya asal usul kata "Halal bi Halal" yang menurut mereka (ahli nahwu) secara kaidah bahasa Arab tidak atau kurang pas, ada yang berkata kalimat ini tidak pernah diucapkan (kurang populer) di Arab.
Ah, saya katakan tidak usah membuka kitab Ibnu Hamdun atau Ash-Shabban dua tafsir Alfiah Ibnu Malik, tidak perlu juga menelaah kitab Kailani untuk mentasrif mencari asal suku kata. Tidak perlu sama sekali. Apalagi sampai menelisik kamus Munjid yang tebal..
Karena "Halal bi Halal" adalah "penemuan" orang Indonesia, kalimat ini adalah ungkapan kekuatan iman dan Islam juga persaudaraan. Halal bi Halal dalam arti mudahnya juga bermakna, "Segala kesalahan sudal dimaafkan (halal)". Atau "Song kosong" begitu istilah teman-teman menyimpulkan.
Dalam tatanan bahasa, kalimat "Halal bi Halal" tidak perlu dimiringkan (font italic) sebagaimana penulisan bahasa asing, karena kalimat ini lahir dan muncul dari lisan orang Indonesia. Mungkin ini juga masukan kepada para pakar bahasa yang merumuskan EYD dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kalau sahabat ketemu, salamkan usulan saya ya.. 
So, mari berhalal bi halal atau saling melapangkan hati dengan meminta maaf dan memaafkan di hari-hari kemenangan. Allahu Akbar..!!
‪#‎Siap2‬ ngelirik ketupat bumbu ladeh (baca: Madura) di Lebaran ketupat besok..  

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Halal bi Halal"