Khotbah Iduladha
Umat Islam Harus Siap Berkorban
اللهُ
أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ
أكْبَرُ
اللَّهُ
أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً
وَأَصِيلاً، لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ
لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ
صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلَهَ
إِلاًّ اللَّهُ اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ.
ا اَللهُ اكَبْرُ اَللهُ اكَبْرُ
اَللهُ اكَبْرُ
اَللهُ
اكَبْرُ اَللهُ اكَبْرُ اَللهُ اكَبْرُ
اَللهُ
اكَبْرُ اَللهُ اكَبْرُ اَللهُ اكَبْرُ
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الْمُنْفَرِدِ بِالْقِدَامِ وَالْبَقَاءِ وَالْعَظَمَةِ وَالْكِبْرِيَاءِ وَالِعِزِّ
الَّذِيْ لاَيُرَامُ لاَيُمَثِّلُهُ الْعَقْلُ وَلاَيُحِدُّهُ الْفِكْرُ وَلاَتُدْرِكُهُ
اْلاَوْهَامُ أَحْمَدُ عَلَى جَمِيْعِ نِعَمِهِ الْوَافِرَةِ الْجِسَامِ وَأَسْاَلُهُ
حِفْظَ نِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ وَأَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ اِلَهٌ اِعْتَزَّ بِهِ مَنْ عَزَّ بِهِ فَلاَيُضَامُ وَذَلَّ
مَنْ تَكَبَّرَ عَنْ أَمْرِهِ وَلَقِيَ اْلأَوْثَامَ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ بَيْنَ طِرِيْقِ الْقِوَامِ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى
سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ مَادَامِتِ السِّنُوْنَ وَاْلاَعْوَامُ
أَمَّا بَعْدُ : فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ
اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
Maasyiral muslimin
rahimakumullah
Alhamdulillah,
puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wa taala, yang
telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kita. Di pagi hari yang mulia ini, kita
diberi kesempatan untuk menyambut dan merayakan Iduladha Umat Islam di seluruh dunia,
tak terkecuali yang ada di negeri ini, juga sedang merayakan hari yang agung
ini dengan alunan takbir, tahmid, tasbih, dan tahlil. Gema takbir
itupun disunnahkan untuk terus dikumandangkan setelah salat, selama hari tasyrik,
tanggal 11, 12 , dan 13 Zulhijjah.
Allahu Akbar 3x, Walillahilhamd
Sementara
itu, sekitar jutaan umat Islam yang sedang menunaikan ibadah haji, pada hari
ini sedang berkumpul di Mina. Iring-iringan mereka bergerak dengan perlahan,
sejak dari Jumratul Ula, Jumratul Wustha, hingga Jumratul Aqabah.
Mereka yang datang dari berbagai penjuru dunia, dengan beragam suku, bangsa,
bahasa, dan warna kulit, bersatu padu dengan langkah yang sama untuk memenuhi
panggilan Allah subhanahu wa taala.
Keanekaragaman
suku, bangsa, bahasa, dan warna kulit itu, ternyata tak lagi membedakan mereka,
satu sama lain, karena sesungguhnya mereka telah dipersatukan, dengan kesatuan
akidah dan hukum yang diturunkan oleh Allah subhanahu wa taala, yang
sedang mereka praktikkan dalam manasik haji mereka.
Allahu Akbar 3x, Walillahilhamd
Maasyiral muslimin
rahimakumullah
Pada hari
Raya Iduladha ini pula jutaan ekor hewan korban disembelih, sebagai wujud
ketaatan pada perintah Allah subhanahu wa taala. Perintah untuk
mengorbankan harta yang paling kita cintai sekalipun, sebagaimana yang
dipraktikkan oleh Nabiyullah Ibrahim alaihissallam.
Sebuah
pengorbanan yang luar biasa. Betapa tidak, putra yang sudah dinantikan dan
didambakan kelahirannya, yang diharapkan kelak menjadi penerus keturunan dan
perjuangannya, yang baru tumbuh menjadi anak yang cerdas, tampan, dan menawan,
justru diperintahkan oleh Allah subhanahu wa taala untuk disembelih.
Inilah bentuk pengorbanan yang luar biasa dari diri seorang Nabi Ibrahim alaihissallam.
Juga pengorbanan luar biasa dari diri Nabi Ismail alaihissallam, yang
telah rela menyerahkan jiwa dan raganya untuk mengabdi kepada Allah.
Pengorbanan
tersebut, maasyiral muslimin rahimakumullah… sesungguhnya merupakan
kesan dari kecintaan dan ketaatan yang sempurna dari seorang hamba, kepada
Allah subhanahu wa taala, Sang Maha Pencipta, sebagaimana firman Allah:
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا
مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
"Kamu sekali-kali tidak
sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta
yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya.." (Surah Ali Imran, ayat 92)
Kecintaan
dan ketaatan adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Imam Al-Baidhawi
berkata, “Cinta adalah keinginan untuk taat”, sementara, Imam al-Zujaj
berkata, “Cinta manusia kepada Allah dan Rasul-Nya adalah mentaati keduanya
dan rida kepada semua perintah Allah dan ajaran yang dibawa oleh Rasul-Nya.”
Lebih lanjut, kecintaan dan ketaatan kepada Allah, tidak mungkin bisa diwujudkan
tanpa pengorbanan. Oleh karenanya, tak ada cinta tanpa ketaatan, dan tak akan
ada ketaatan tanpa pengorbanan. Hal demikian perlu kita perhatikan dengan
sebaik-baiknya.
Pengorbanan
yang telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail alaihimassallam,
merupakan teladan bagi kita akan wujud kecintaan dan ketaatan yang sesungguhnya
kepada Allah subhanahu wa taala. Karena itu, jika kaum Muslim ingin
mewujudkan kecintaan dan ketaatan yang sebenarnya kepada Allah subhanahu wa
taala, maka harus siap untuk berkorban. Berkorban dalam hal ini, tentu tidak
sekadar menyembelih hewan kurban, tapi berkorban dalam arti yang luas. Allah subhanahu
wa taala berfirman:
قُلْ إِنْ كَانَ ءَابَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ
وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا
وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ
مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ
اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Katakanlah: ‘Jika bapak-bapak,
anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang
kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah
tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan
Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya.’ Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang fasik.” (Surah At-Taubah ayat 24)
Dalam
ayat ini, kita diperintahkan untuk menempatkan kecintaan kita kepada Allah dan
Rasul-Nya, di atas kecintaan kepada yang lain. Artinya, di saat Allah subhanahu
wa taala memerintahkan sesuatu yang menuntut pengorbanan baik berupa harta,
keluarga, maupun perniagaan yang kita cintai, kita perlu siap melakukannya.
Pengorbanan inilah yang akan mendatangkan balasan dari Allah berupa keridaan,
ampunan, pertolongan, kemenangan, dan kemuliaan. Allah subhanahu wa taala
berfirman:
وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ
وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ
“Kemuliaan
itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang Mukmin.” (Surah Al-Munafiqun ayat 8)
Maasyiral muslimin
rahimakumullah…
Jika kita
nilai sejujurnya keadaan umat Islam saat ini, maka keadaannya amatlah jauh dari
harapan. Umat yang semestinya hidup sejahtera di bumi yang kaya raya ini,
faktanya justru hidup sengsara dalam kemiskinan dan kesulitan. Angka
pengangguran terus menguat. Beban hutang luar negeri makin menjerat, dan beban
hidup pun terus meningkat. Inilah sekilas gambaran keadaan umat di dalam
negeri. Keadaan umat Islam di luar negeri pun tidak jauh berbeda. Di berbagai
negeri, umat Islam berada dalam keadaan tertindas dan terjajah. Tengoklah apa
yang terjadi atas saudara kita yang ada di Palestina, Iraq, Afghanistan, Libya
dan sebagainya.
Semuanya
ini terjadi karena umat Islam dalam keadaan yang sangat lemah. Kelemahan inilah
yang dimanfaatkan betul oleh negara-negara penjajah untuk menjajah kaum
Muslimin, baik secara langsung maupun tidak.
Adapun
kelemahan umat Islam itu sendiri pada dasarnya diakibatkan oleh lemahnya pemahaman
umat Islam terhadap Islam itu sendiri. Lemahnya pemahaman ini dapat dilihat
pada lemahnya praktik penerapan Islam dalam kehidupan kaum muslimin. Ini
dapat dilihat dari fakta kehidupan kaum Muslim saat ini. Mereka beribadah haji
dengan aturan Islam, salat dengan aturan Islam, menikah dengan aturan Islam,
tetapi mereka tidak mengelola sumber hasil buminya dengan aturan Islam, tidak
mengatur ekonominya dengan aturan Islam, tidak mengatur sistem pertahanan dan
keamanannya dengan aturan Islam, tidak menjalankan politik dalam dan luar
negerinya dengan aturan Islam. Inilah yang menjadi penyebab lemahnya umat
Islam.
Jika umat
Islam lemah, mereka hanya akan menjadi korban. Korban ketamakan dan kerakusan
negara-negara penjajah yang selalu ingin mencengkramkan kekuasaannya atas
negeri-negeri Muslim.
Agar hal
ini tidak terjadi, tentu umat Islam harus kuat. Jika ingin kuat, umat Islam
harus hidup dengan cara memahami Islam secara menyeluruh dalam segala hal (kaffah).
Artinya, Islam harus dijadikan sebagai acuan dalam mengatur seluruh aspek
kehidupan kaum muslimin, baik dalam urusan pribadi, keluarga, masyarakat,
maupun negara. Inilah kunci kejayaan umat dalam meraih kemuliaan. Kemuliaan di
sisi Allah khususnya, dan di mata umat serta bangsa-bangsa lain pada umumnya.
Untuk
meraih kemuliaan itu, tentu umat harus berjuang. Dan perjuangan itu harus
disertai dengan pengorbanan. Sebab, tak pernah ada kemuliaan tanpa perjuangan,
dan tak pernah ada perjuangan tanpa pengorbanan. Jadi, sesungguhnya hanya ada
dua pilihan bagi kita. Apakah kita mau berkorban untuk meraih kemuliaan, atau
justru akan menjadi korban, akibat kelemahan kita, karena kita tidak mau berkorban.
Maasyiral muslimin rahimakumullah
Demikianlah,
tanpa pengorbanan, kemuliaan takkan pernah boleh diraih. Karena itu, jika umat
ini benar-benar cinta kepada Allah dan mau mengambil teladan dari Nabi Ibrahim
dan Ismail alaihimassallam, maka mereka harus siap dan rela berkorban
dalam menempuh perjuangan. Adapun agenda perjuangan umat Islam yang terpenting
pada situasi sekarang adalah:
Pertama, memantapkan aqidah dan keimanannya. Kedua, mengkaji dan
memahami Islam secara menyeluruh dalam segala hal (kaffah). Dan ketiga,
memperjuangkan penerapan Islam secara menyeluruh/kaffah penuh kelembutan tanpa
kekerasan, sebagaimana metode dakwah Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam.
Jika
semua agenda ini dapat terlaksana, insya Allah kemenangan dan kemulian akan
bisa diraih oleh umat Islam. Ketika itu terjadi, umat benar-benar akan
bertakbir dalam kemenangan, bukan dalam kekalahan, sebagaimana yang
dikumandangkan oleh Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam:
لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ وَحْدَهُ صدَقَ وَعْدَه أَعَزَّ جُنْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ
الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Tiada Zat yang
berhak disembah kecuali Allah, Dia benar-benar telah menepati janji-Nya (untuk memenangkan Islam dan ummatnya), memuliakan tentara-Nya, menolong
hamba-Nya, dan mengalahkan tentara-tentara pasukan sekutu (kafirin) dengan
sendiri-Nya.
Allahu Akbar 3x, Walillahilhamd
Maasyiral muslimin
rahimakumullah
Akhirnya,
kita berharap semoga para jamaah haji berhasil meraih haji mabrur. Di tempat
yang mustajab, mereka berdoa untuk dirinya, keluarganya, dan seluruh kaum muslimin
agar segera mendapatkan pertolongan Allah subhanahu wa taala, dan
dimenangkan atas musuh-musuh Allah dan musuh-musuh mereka. Semoga pula para
pemimpin juga tersadar, baik pemimpin keluarga, masyarakat, organisasi, maupun
negara, termasuk semua pemuka umat Islam, bahwa mereka semua wajib berkorban
untuk meraih kemuliaan Islam. Semoga kita dijadikan sebagai bagian dari barisan
orang-orang yang rela memberi pengorbanan demi kecintaan dan ketaatan kepada
Allah subhanahu wa taala dalam rangka menegakkan Islam secara menyeluruh
(kaffah) yang akan menjadi rahmat bagi seluruh alam raya ini.
أَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ ، لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى
تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ
عَلِيمٌ ، بَارَكَ اللهُ
لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا
فِيْهِ مِنَ الْأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ
تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ
وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
(الخطبة الثانية)
الله
اكبر الله
اكبر الله اكبر
الله
اكبر الله اكبر الله اكبر
الله
اكبر الله اكبر الله اكبر
اَللَّهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لله كَثِيْرًا
وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللّهُ اَكْبَرْ
الله اكبر ولله الحمد.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ
الاَعْيَادَ بِاْلاَفْرَاحِ وَالسُّرُوْرِ, وَضَاعَفَ لِلْمُتَّقِيْنَ جَزِيْلَ
اْلاُجُوْر, وَكَمَّلَ الضِّيَافَةَ فِيْ يَوْمِ الْعِيْدِ لِعُمُوْمِ
الْمُؤْمِنِيْنَ بِسَعْيِهِمُ الْمَشْكُوْر, اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ
اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْعَفُوُّ الْغَفُوْر, وَاَشْهَدُ اَنَّ
سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ عَبْدُهُ وَرَسُوْلهُ الَّذِيْ نَالَ مِنْ
رَبِّهِ مَالَمْ يَنَلْهُ مُقَرَّبٌ وَلاَرَسُوْلٌ مُطَهَّرٌ مَبْرُوْر, اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الامِّيِّ وَعَلَى اَلِهِ
وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا يَرْجُوْنَ تِجَارَةً لَنْ تَبُوْر, وَسَلَّمَ
تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
اَمَّا بَعْدُ : فَيَا اَيُّهَا
اْلاِخْوَانِ, اِتَّقُوْا اللهَ ! وَاعْلَمُوْا يَا اِخْوَانِي رَحِمَكُمُ اللهِ
اِنَّ يَوْمَكُمْ هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ يَتَجَلَّى اللهُ فِيْهَ عَلَى عِبَادِهِ
مِنْ كُلِّ مُقِيْمٍ وَمُسَافِر, وَيُبَاهِي لَكُمْ مَلاَئِكَتَهُ وَاَنْتُمْ
مُكَبِّرُوْنَ فِيْهَ اِظْهَارًا لِشَعَائِرِهِ فِي كُلِّ مَكَانٍ طَاهِرٍ فَقَالَ
اللهُ تَعَالَى لَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا " اِنَّ اللهَ
وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوْا
صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا" اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ, وَارْضَ
عَنَّا وَعَنْهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنَهُمْ
وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَاجْعَل فِي قُلُوْبِهِم الإِيْمَانَ
وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِكَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمْ وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوْفُوْا بِعَهْدِكَ الَّذِي عَاهَدْتَهُمْ
عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ إِلهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا
مِنْهُمْ
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنا دِيْنَنَا
الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنا وَأَصْلِحْ لنا دُنْيَانا الَّتِي فِيهَا
مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لنا آخِرَتنا الَّتِي فِيهَا مَعَادُنا وَاجْعَلِ
الْحَيَاةَ زِيَادَةً لنا فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا
مِنْ كُلِّ شَرٍّ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِيْنُكَ
وَنَسْتَغْفِرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَخْلَعَ مَنْ يَفْجُرُكَ،
اَللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّى وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى
وَنَحْفِدُ نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ
بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ، اَللَّهُمَّ عَذِّبِ الْكَفَرَةَ الذِّيْنَ يَصُدُّوْنَ
عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ وَيُقَاتِلُوْنَ أَوْلِيَاءَكَ.
اَللَّهُمَّ اَهْزِمْهُمْ وَدَمِّرْهُمْ، وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ
شَمْلَهُمْ، وَاجْعَلْ تَدْمِيْرَهُمْ فِيْ تَدْبِيْرِهِمْ، اَللَّهُمَّ اهْزِمْ
جُيُوْشَ الْكُفَّارَ الْمُسْتَعْمِرِيْنَ، ، إِسْرَائِيْلَ وَحُلَفَاءِهَا
الْمَلْعُوْنِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ اَنَّ اللهَ يَأْمُرُ
بِالْعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ
يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ.
Khotbah Iduladha
di Masjid dusun Alas Malang desa Gawerejo kec Glagah kab Lamongan
0 Response to "Khotbah Iduladha"
Posting Komentar