Tunggu Saja, Nanti Pasti Ada Jalan
Beberapa bulan yang lalu,
saya menghubungi teman yang jadi PNS di Surabaya melalui telepon, setelah
salam, teman tadi langsung mengutarakan problematika rumah tangganya, niat hati
untuk basa-basi dan tanya kabar hilang, saya ditodong memberi solusi atas
curahan hatinya. Sebisanya saja saya memberikan masukan, toh, saya tidak tahu
pasti bagaimana formula yang baik dan pas untuk kesuksesan berumah tangga,
kalau ular tangga saya paham.. :D (masih unyu-unyu)
Teman tadi terdengar
menghela nafas panjang, ketika niatnya hutang uang kepada saya mentok,
maksudnya sama-sama terserang penyakit hebat, Kanker ganas (makna mudahnya;
kantong kering gak ketulungan) dengan lantang ia berkata;
"Percayakan kau kalau
hari ini 1000 perak pun aku gak punya?, aku tidak bohong, anakku menangis,
istriku terpaku diam sedih. Padahal, aku seorang PNS kelas menengah, gajiku
lumayan besar, menjadi nara sumber seminar hampir setiap bulan, tapi lihat,
Allah sedang mengujiku dengan hebat sekarang!. Doakan aku, pikiranku lagi
bingung, otakku panas, percayakah kau kalau saat ini aku sedang menggali tanah
di belakang rumah?, mungkin aku terlihat bodoh, atau lulusan terbaik S.2 kampus
favorit ini sedang gila!. Biarlah, siapa tahu aku menemukan harta karun, buat
belanja istri dan jajan anakku nantinya."
Saya diam, begitu sulitkah
posisi teman tadi saat ini?, sambil bercanda, saya mengusulkan kalau lebih baik
gali-menggali tanah itu untuk menanam benih buah naga. Saya tidak serius,
karena tidak ada lagi yang bisa saya usulkan, sambil meyakinkan bahwa Allah
hanya "cemburu", Allah mau kita mendekat dan meminta dengan tulus
kepada-Nya.
Beberapa hari kemarin,
sahabat saya yang kerap mengajak berkontribusi di kegiatan sosialnya itu menelepon,
ia mengabarkan kesuksesan luar biasa atas panen buah naga di kebun barunya.
Sebentar, dia panen buah naga?, bukankah...
"Terima kasih tidak
cukup dihadiahkan kepadamu saudaraku, usulanmu menanam buah naga sukses, benar
yang kerap aku katakan tentangmu. Kau terlalu hebat gan!. Aku sekarang
mempunyai beberapa kebun buah naga dengan omset jutaan setiap minggunya. Bulan
depan, ketika kita ngisi seminar bersama di Surabaya, kau harus mampir ke
rumah. Ada hadiah khusus dari istri dan Raisya, anakku, keponakanmu.."
Subhanallah.. penjelasan
teman tadi membuat saya puas, puas akan keputusan Allah yang luar biasa. Dia
masih muda, berpendidikan tinggi (kalau saya kacau), kepeduliannya kepada sesama sangat
besar, mendirikan beberapa lembaga sosial dan pelatihan di beberapa daerah
untuk menggerakkan semangat generasi muda untuk maju. Saya hanya menjawab,
"Tidak, itu rencana
Allah untukmu, Allah telah membalas kesabaran dan keteguhan hatimu dengan
cinta-Nya. Kau terlalu memuji, bukankah perjuanganmu di beberapa daerah sungguh
hebat?. Pasti." teman saya terkekeh.
"Okelah, seperti
mottomu, ngopi disek ben gak salah paham.."
0 Response to "Tunggu Saja, Nanti Pasti Ada Jalan"
Posting Komentar