Yuk Menikah (1)

Ketika saya masih lajang, bahasa "pacaran" memang menggiurkan, dalam arti sebuah pilihan hati. Maklum, saat itu, sebagaimana yang dikatakan banyak orang bahwa, "Masa remaja, adalah masa labil". Benar, pacarang dimana bisa menautkan hati yang masih muda merupakan pilihan "aduhai". Paling tidak, itulah yang saya rasakan. Bahkan, banyak dari teman-teman yang mengamininya.

Ah, masa remaja, dimana hati sering terombang-ambing oleh perasaan yang tak menentu memang kerap melakukan hal yang di luar lanar, nekad, meledak-ledak, dan ledakan-ledakan hati lainnya. Bukankah, saat masih remaja, banyak pemuda yang ingin meruntuhkan gunung, menjelajahi luas samudera, dan hal-hal gila lainnya?. Itulah remaja dengan segenap dimensi hatinya. Benar atau tidak, masa itu, sering dialami oleh mayoritas orang, termasuk saya, juga Anda mungkin, dan orang-orang di sekitar kita.

Ah, remaja, betapa beruntung kalian bila meledakkan imajinasi hati untuk berprestasi, saya jamin, sebagaimana yang disampaikan Bung Karno pula, bahwa, betapa hebat, betapa istimewa,  bila ada seorang pemuda yang menggemuruhkan hatinya untuk menyelami keilmuan, prilaku baik, dan fokus pada kematangan berpikir. Sekali lagi saya jamin, kelak, ia akan menjadi seorang sosok yang dibanggakan.

Berbicara tentang tautan hati (baca: pacaran), bagi pemuda, yang saya rasakan dahulu, petuah tentang "semunya cinta" atau bahasa lain tentang negatifnya perasaan yang belum waktunya tidak mampu merubah keinginan melabuhkan hati. Baik atau tidak, saat ada yang "menerima" tautan hatinya, ia akan menikmatinya, bahkan, kelabilannya menyentuh titik nadir. Memprihatinkan memang..

Menikah, benar, menikah adalah solusi yang jitu untuk meredam gejolak hati yang berujung prilaku negatif. Apapun alasannya, dalam Islam, pacaran tidak dibenarkan (baca: Haram).

Saya pastikan menikah kemudian menautkan kasih asmara, merupakan pacaran yang paling indah, indah karena cinta yang terjalin "legal" menurut hukum negara dan agama.

Nah, bagaimana trik dan tips berpacaran yang baik setelah menikah, tunggu tulisan saya selanjutnya sahabat.. :)

Salam hebat dari saya...

H. R. Umar Faruq
Penulis buku; Ayo Mondok biar Keren!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Yuk Menikah (1)"