Surat Dari Pulau Seberang


Aku hanya tertawa miris, betapa beruntungnya perempuan itu, karena nyaris tertanam mati dalam ingatan seseorang dan sukar dilupakan.

Aku selalu doakan yang terbaik tanpa kau minta adikku, aku selalu berharap yang terbaik buatmu..

Terkadang, seseorang butuh waktu lebih untuk menata hati dik. Bahkan 6 bulan itu tidak ada apa-apanya..

Aku bukan ustadzah adikku, bahkan dosa-dosaku lebih besar dan lebih banyak darimu. Tapi, aku rasa kunci dari semua itu adalah ikhlas..

Aku rasa pula, ikhlas adalah ketulusan tingkat tinggi yang bahkan sesakit apapun yang dirasa, jika ditawar oleh ikhlas maka pelan-pelan luka itu akan tertutup..

Aku hanya mengingatkan saja, mari belajar dan berusaha untuk ikhlas. Aku sudah yakin, waktu 6 bulan ini membuatmu lebih tenang dan dewasa melihat masa depanmu..

Aku terus berharap kau terus belajar tentang kehidupan, agar kau bisa memilah mana tempat cahaya untuk menerangi hatimu adikku..

Jadilah pria sejati, minta maaflah kepada hatimu, aku tau sudah lama ia dibuat lelah olehmu..


#Masih_belajar_kak.. :)

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "Surat Dari Pulau Seberang"

Retno Susanti mengatakan...

wih, keren (y). semangat menulis kakak. lanjutkan ! heheheeh

H R Umar Faruq mengatakan...

Terimakasih dek Retno... Pean harus lebih hebat lho... :)