Yuk, Tutup Auratmu Saudari..


Pasti, perintah dan larangan Allah adalah dalam rangka memosisikan hamba-Nya pada tempat yang bermartabat, terhormat, dan mulia. Jauh dari sifat hayawaniyah (sifat hewan yang liar), bisa juga meminjam istilah Vikinisasi, menjadi Hewanisasi. :D
Seperti muslimah (wanita Islam) yang diwajibkan menjaga kehormatannya dengan menutup aurat. Sudah menjadi maklum, aurat mereka adalah semua tubuh (dengan pakaian longgar) kecuali wajah dan telapak tangan. Punggung tangan?. Kalau Anda orang cerdas, tidak perlu bertanya demikian… :D itu di atas tadi, tujuan Allah untuk memuliakan dan memberi penghormatan. Khusus, sangat khusus dan spesial bagi para wanita, berterimakasihlah kepada Allah..
Kenapa begitu?, karena wanita lumbung fitnah, apa saja dari tubuhnya dapat menarik perhatian/syahwat bagi laki-laki (kecuali laki-laki yang tidak lengkap kesadarannya alias ….. Anda ucapkan dalam hati masing-masing). Tidak berlebihan ketika Iblis (nenek moyang setan) mengatakan bahwa, wanita adalah panahnya, panah yang menjadi sumber maksiat dan malapetaka umat manusia, panah yang tidak pernah meleset!. Allah menjaga para wanita Islam, melarang wanita Islam membuat kartu anggota jaringan iblisinasi (anggap saja bahasa kerennya seperti itu :D ).
Pun, wanita yang tidak menutup aurat seperti wanita murah dan murahan, sebagaimana “barang” jualan murah yang ada di emperan atau pasar, tidak tersegel, diobral, boleh dicoba dan disentuh-sentuh berulang kali oleh banyak orang, setelah dicoba boleh tidak dibeli, jaminan asli tidak ada, dan tidak ada garansi. Parah…
Sebaliknya, perempuan yang menutup aurat ibarat sebuah perhiasan mahal. Bahasa mudahnya, yang mahal dijual di toko berkelas, tersimpan di etalase yang hanya bisa dipandang dari balik kaca, disegel, tidak bisa dibuka dan disentuh isinya, tidak bisa dicoba dulu, harganya mahal dengan jaminan memuaskan, serta bergaransi. Ciamik…
Sekarang, tinggal kalian para wanita menjadi wanita yang bagaimana. Dipilih dipilih..

Bicara tentang aurat, banyak teman saya bertanya tentang bagaimana hukum menutup kaki bagi muslimah?, saya jawab wajib dan memperlihatkannya adalah haram, maksiat, dan tidak malu kepada Allah.
Kenapa?, ini adalah perintah Allah dan Rasulullah saw dalam Al-Qur’an Hadis, serta ijma’ (kesepakatan ulama), seperti Imam Syafi’i (Al-Umm I/89, tidak memasukkan telapak kaki sebagai aurat), Imam Maliki, Imam Hanafi (disarikan dari fatwa Abu Jafar At-Tahawi dalam Syarh Ma'ani al-Atsar II/392), dan Imam Hambali (diambil dari komentar Al-Mardawi dalam kitab Al-Inshaf I/452).
Jujur, saya senang melihat beberapa sahabat muslimah memakai kaos kaki ketika keluar dan berinteraksi dengan lain muhrim. Di samping jilbabnya terurai lebar, pakaiannya longgar (biasanya memakai jubah), dan bahasa mereka bernafaskan Islam. Sangat miris ketika menghadiri sebuah majelis ta’lim dan pengajian, dari yang berceramah sampai wanita tua-muda yang hadir hampir semua kaki mereka terlihat, aurat mereka terbuka!. Allah… Semoga teman saya membaca status tulisan ini, agar pertanyaannya terjawab kenapa saya tiba-tiba pulang dari tempat-tempat itu. Tempatnya terlalu menggoda bagi saya kawan… :D
Kalau pakaian muslimah belum bisa menutup kakinya, kaos kaki menjadi wajib untuk digunakan (sebagaimana kaidah ushul fikihnya), kalau tidak?, itu menjadi hak Anda, seperti sabda Rasulullah saw, “Kalau kau tidak mempunya rasa malu, lakukan apa saja sesukamu.” Dengan terpaksa sekali saya mengatakan dengan tegas bahwa, wanita muslim yang tidak menutup kakinya, ia adalah wanita yang tidak punya rasa malu kepada Allah swt, tidak punya rasa malu kepada Rasulullah saw. Subhanallah…
“Ini masalah hukum. Siapapun itu, kalau tidak cocok dengan Al-Qur’an dan Hadis, kalau dia orang Islam, berarti dia siap untuk ingkar dan tidak malu kepada Allah dan Rasulullah.” Ini jawaban saya ketika ada teman yang mengatakan masih banyak wanita muslimah yang membuka auratnya, termasuk wanita yang berada di dalam lembaga besar, mempunyai ilmu, dan dihormati banyak orang.
“Benar, hukum harus tegas dan sesuai perintah Allah dan Rasulullah, tidak boleh sembarangan, asal-asalan apalagi diremehkan, emang tempe di pasar yang bisa ditarwar?. Ngopi disek ben gak salah paham…” seloroh teman saya sambil menyodorkan kopi kental manis.
Wallahu A'lam

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Yuk, Tutup Auratmu Saudari.."