Musim Kemanten
Manten (Jawa) atau dalam bahasa Indonesianya pernikahan adalah sebuah momen terkaitnya dua hati dalam mahligai yang sah menurut Islam. Janur kuning, batik, kebaya, keris, tujuh bunga, dan aroma adat Jawa akan sangat kental dalam upacara bersejarah yang disebut manten. Yang sudah pernah duduk menjadi kemanten (pengantin) mungkin tahu akan suasana dan rasanya bagaimana..
Upacara yang sakral, istimewa dan tidak hanya mantennya, tapi keluarga, sanak kerabat, tetangga dan yang hadir dalam kemanten berada dalam perasaan suka yang luar biasa. Sakralitas kemanten mungkin menjadi inspirasi Mbah Citro Wardoyo yang membuka lahan (babad) tanah Wonorejo menamakan air terjun di sana dengan nama Air Terjun Tirto Kemanten. Air terjun berada di lereng Gunung Raung ini terdiri dua air terjun berukuran hampir sama yang tingginya sekitar 10 meter dan posisinya berdekatan hanya dipisahkan oleh batu besar. Dua aliran yang sepintas mirip dengan jejeran pengantin pria dan wanita. Mungkin saja, air terjun di Dusun Wonorejo, Kota Kalibaruwetan, Kalibaru, Banyuwangi sebagai tingkat terakhir dari tujuh air terjun di lereng Gunung Raung itu mengingatkan Mbah Citro saat beliau menjadi manten..
Bagi remaja, manten adalah waktu pelepasan masa lajangnya, menyatukan dua hati, berjalan bersama untuk masa kehidupan selanjutnya bukan tidak mungkin membutuhkan komitmen dan keyakinan hati serta kesiapan keduanya. Kata cinta yang dianjurkan tidak benar-benar mujarab, rayuan, kata-kata manis, juga ungkapan indah hanyalah pelengkap, itu tadi, pondasi kemanten (pernikahan) adalah, komitmen, yakin, dan siap. Bila tidak? akan terjadi kerenggangan dan keretakan yang berakhir perpisahan (talak) sebagaimana kebiasaan selebritas di layar kaca. Kalau menikah untuk bercerai buat apa?
Bagi bujangan (seperti saya misalnya) melihat kemanten sebagaimana Raja dan Ratu diarak dengan penuh suka cita dari pengantar keluarga mempelai tentu luar biasa, apalagi ketika menjadi saksi akad nikah dan membacakan khotbah nikah campur aduk perasannya. Jujur sekali..
Apalagi sekarang, dimintai untuk berceramah di acara pernikahan? what? begitulah, mungkin akan bertambah luar biasa hatinya..
Semoga ketularan dan tidak sawan..
0 Response to "Musim Kemanten"
Posting Komentar