Terima Kasih Ibunda..


Terima kasih atas kunjungannya ibunda..
Saya ingat, setelah lulus Sekolah Dasar (SD) saya dipondokkan oleh Abi dan Ibu ke pesantren, tidak ada pilihan lain dari orang tua dan tidak ada alasan waktu itu buat saya menolak. Anak desa seperti saya dahulu tidak kenal berdiskusi dengan orang tua, perjalanan anak mengalir menurut kehendak orang tua. Orang tua bilang ke Barat, anak segera pergi ke Barat, tanpa berpikir panjang ada apa di sana, yang kami tahu, tidak ada orang tua yang menjatuhkan anaknya ke dalam jurang atau keburukan, saya atau mungkin Anda tahu bahwa orang tua pasti mengarahkan hal yang terbaik bagi anaknya. Termasuk saya..
Ketika pikiran telah tumbuh dewasa, saya mencoba flash back, memutar kembali memori-memori perjalanan hidup yang telah terlampaui, mencari titik temu atas benang merah yang mampu menarik sebuah pembenaran. Pembenaran dari petunjuk orang tua yang memilih pesantren sebagai jalan masa depan saya. Salah satu keunikan yang ditemui saya adalah ternyata di pesantren, Kiai atau Bu Nyai bukanlah seorang pendidik dan pengasuh, lebih dari itu, mereka seperti ayah dan ibu saya.
Tidak hanya pilihan orang tua, namun juga pembenaran tentang jaminan dan keutamaan Allah kepada para pencari ilmu yang ada dalam Alqur’an dan Hadis-hadis yang disampaikan oleh Rasulllah saw.
Enam belas tahun kemudian, ketika saya berdiri di sini, di tempat tugas yang jauh dari sanak keluarga. Saya menemukan sebuah bukti akan tanda-tanda bahwa Mahabenar Allah dengan segala firman-Nya, dan tidak ada dusta dari satupun sabda Rasul-Nya. Salah satunya; Sudah lama saya tidak dikirim bekal dari rumah, karena saya merasa beban orang tua atas keempat adik saya yang mondok tidak mudah, subhanallah, Allah membuat saya yakin bahwa jaminan rezeki di tangan-Nya. Tidak ada bekal, saya tidak pernah kelaparan di pesantren, malah saya bisa bayar kuliah sendiri, membantu pendidikan adik saya yang lain, bisa berbagai ilmu dan kemanfaatan di beberapa lembaga pendidikan formal dan non formal, kok bisa?, dari mana?, itu tadi, Allah yang menjamin dan Dia yang mengaturnya.
Alhamdulillah, saya hanya belajar bagaimana bersabar dan manut akan perintah orang tua, walau saya tahu betapa sabar itu tak berbatas, saya percaya kegigihan mampu mengalahkan pedih perihnya jalan kehidupan, menghadirkan senyum prestasi, menggetarkan derap semangat dakwah. Sebagaimana saya sering dibelajari oleh ibu, untuk tidak mengeluarkan keluh kesah dan air mata tanda putus asa.
Saya yakin, Allah itu akan selalu ada untuk hamba-Nya, apapun profesi kita, tinggal sejauh mana kepercayaan itu ada dalam hati kita. Terima kasih atas kunjunganmu ibu, seorang ibu luar biasa yang selalu memberi saya pelajaran dan terus membakar semangat bagaimana menjalani hidup penuh kebaikan.
Terima kasih atas kunjungannya ibunda, saya selalu rindu cahaya hikmah dan barokahnya…

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Terima Kasih Ibunda.."